Day - keempatpuluhsatu [ Bocah - bocah Penghibur - 2 Agustus '18]
Mungkin kejadian ini bukan di tanggal yang tersurat di atas, atau kemungkinan juga bisa jadi. Hari itu hari kesekian kalinya saya dan teman-teman mengunjungi sekolah yang penuh dengan BOCAH-BOCAH lucu. Seperti biasa saya nebeng temen sub-unit lain yang jaraknya cukup dekat. Kurang lebih lima menit dari pondokan KKN, sampailah saya di depan gedung yang nampaknya butuh renovasi agar terlihat lebih menarik. Bocah-bocah yang mendengar anak-anak KKN datang, bocah-bocahpun berdatangan menghampiri kami. " Mas Anto, Mas Anto.... Mas Alfi...." Teriak mereka [ Teman KKN lain juga turut dipanggilnya, wkwk] Satu persatu memeluk dan bergelantungan di tubuh "mungil" ini wk.
Kuliah tiga SKS yang membuat kita bisa saling berbagi, bercerita dan (mungkin) saling menangis bersama.
Saat itu saya bersama teman-teman diberikan jadwal sharing di SD, untuk mengajarkan beberapa materi seperti dokter kecil, komputer, edukasi peternakan dan lain sebagainya. Hari demi hari menjadi rutinitas kami menuju SD tersebut. Materipun satu persatu disampaikan, materi dan kegaduhan anak-anak sulit untuk dipisahkan. Disamping saya dan teman-teman fokus terhadap materi yang disampaikan, kami juga fokus terhadap anak-anak yang saling berteriak satu sama lainnya. Terkadang terbersit, "Bagaimana diriku ketika sekolah di SD dulu?"
Anak-anak semakin akrab dengan kami, namun kenakalan belum kunjung bisa dihentikan. Kenakalan seringkali berbuah tangisan. Saat itu kami juga menyajikan materi berupa Anti Bullying, sebagai bentuk respon terhadap tingkah laku anak-anak terhadap teman yang lain. Tentunya materi tersebut disampaikan dengan penjelasan menarik dan mudah dicerna oleh bocah-bocah tersebut. Sayangnya indikator keberhasilan dari materi tersebut masih belum terlihat. Masih abu-abu.
Sepakbola menjadi obat para cowo-cowo SD, begitu pula bagi cowo-cowo KKN (terutama saya). Bermain bersama setelah pematerian, ataupu saat pematerian berjalan. Saya bilang saat pematerian berjalan karena sebagian besar pembuat kegaduhan adalah cowo-cowo SD sang pecinta sepakbola. Sehingga mereka harus diasingkan sejenak. Target anak-anak cowo bukan pematerian, tapi main bola (kacau memang). Tapi itulah sebuah strategi agar kondusif.
Comments
Post a Comment