Day - Ketujuh [ Ingatan Desa Bajing Kulon - 29 Jun '18]
Waktu yang mirip bisa mengigatkan kita pada sesuatu dulu. Orang yang mirip bisa mengingatkan pada sesuatu yang dulu. Tempat yang mirip bisa mengingatkan pada sesuatu yang dulu.
Ba'da maghrib, 29 Jun '18. Menjadi kali pertama saya bertatap muka bersama adik-adik TPA, Dusun Kepek I, Gunungkidul. Rasanya kembali ke kampung halaman. Melihat generasi yang seperti ini, teringat pada Mushola yang pernah mendidikku di kampung. But, saat ini mushola tersebut sepi, hampa, teriakan anak-anak yang ngaji ndak ada.
Bagaimana kita mempersiapkan generasi selanjutnya? Kaderisasi punggawa dakwah. Menjadi tanggungjawab bersama untuk memajukan generasi islami. Kita hidup dengan umur yang semakin lama, semakin dikurangi oleh Allah Ta'ala. Oleh sebab itu, generasi selanjutnya lharus memiliki kemauan dan kemampuan untuk meneruskan cita-cita mulia membangun Generasi Islami pada hari, bulan, tahun bahkan abad selanjutnya.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪ ﻻ ﻳَﻘْﺒِﺾُ ﺍﻟﻌِﻠْﻢَ ﺍﻧْﺘِﺰَﺍﻋَﺎً ﻳَﻨْﺘَﺰِﻋُﻪُ ﻣﻦ ﺍﻟﻌِﺒﺎﺩِ ﻭﻟَﻜِﻦْ ﻳَﻘْﺒِﺾُ ﺍﻟﻌِﻠْﻢَ ﺑِﻘَﺒْﺾِ ﺍﻟﻌُﻠَﻤَﺎﺀِ ﺣﺘَّﻰ ﺇﺫﺍ ﻟَﻢْ ﻳُﺒْﻖِ ﻋَﺎﻟِﻢٌ ﺍﺗَّﺨَﺬَ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺭﺅﺳَﺎً ﺟُﻬَّﺎﻻً ، ﻓَﺴُﺌِﻠﻮﺍ ﻓَﺄَﻓْﺘَﻮْﺍ ﺑِﻐَﻴْﺮِ ﻋِﻠْﻢٍ ﻓَﻀَﻠُّﻮﺍ ﻭَﺃَﺿَﻠُّﻮﺍ
“Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak menggangkat ilmu dengan sekali cabutan dari para hamba-Nya, akan tetapi Allah menanggkat ilmu dengan mewafatkan para ulama. Ketika tidak tersisa lagi seorang ulama pun, manusia merujuk kepada orang-orang bodoh. Mereka bertanya, maka mereka (orang-orang bodoh) itu berfatwa tanpa ilmu. mereka sesat dan menyesatkan.“[2] (muslim.or.id)
Hadits di atas menjadi salah satu tanda, bahwa ilmu itu akan kembali kepada Sang Pencipta. Oleh karena itu, belajar dari sang ahli menjadi salah satu cara untuk mempertahankan ilmu itu agar tetap ada, karena para ulama kita tidak akan hidup selamanya. Pasti ada waktu dimana mereka akan kembali kepada Allah Ta'ala.
"Umat Islam butuh engineer bertakwa yang professional dalam bekerja, dokter bertakwa yang tidak menganggap pasien sebagai lumbung uangnya, akuntan bertakwa yang tidak memanipulasi laporan keuangan, karyawan bertakwa yang ga curang lagi enggan ngeghibah rekannya, aparat bertakwa yang takut menzholimi rakyat, tukang, supir dan para pekerja lain yang bertakwa, agar kita dapat bersama-sama bekerja untuk kebaikan masyarakat namun dengan tetap tidak melanggar koridor yang telah Allah tentukan."
Ustadz Boris Tanesia -hafidzahullah- (Line :@majeedr)
Menyebarkan Islam kemanapun kita pergi, apapun kita menjadi, siapapun kita seperti apa dan bagaimanapun kita. Barakallah.
Comments
Post a Comment