Day - Keduapuluhdelapan [ Belajar Berubah - 20 Juli '18]
Suatu waktu kamu belajar dari orang yang sarat akan pengalaman, bukan pendidikan. Perjalanan mereka lebih menantang. Menurutku. Saya belajar dari seorang guru ngaji yang semangat dakwahnya luar biasa. Saya belajar dari seorang kepala dukuh yang gigih sekali. Saya belajar dari anak muda yang waktu paginya di masjid. Saya belajar dari....
Sapa temen bakal tinemu. Sopo sing sungguh-sungguh, bakal berhasil. Keseharian beliau adalah seorang oengajar di salahsatu sekolah. Ketika pulang sore, mengajar ngaji di rumah. Menjelang malam, mengajar ngaji lagi. Malam-malamnya diisi dengan dzikir kepada sang Ilahi. Itu yang aku tau.
Kesungguhan dan niat menjadi pondasi. Kuat, kokoh, bakoh seperti akan membangun dengan bangunan tingkat tertinggi. Pondasi harus kuat. Tahan godaan, tahan ajakan ndak manfaat. Sabar, ikhlas, lakukan.
Allâh Azza wa Jalla berfirman.
يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ
“Allâh menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. [al-Baqarah/2:185]. [1]
Sifat Allah memudahkan, tinggal kita bersungguh-sungguh atau ndak. Bareng-bareng hijrah menuju kebaikan dan kebenaran. Seperti kisah di atas, mungkin lelah tapi pengen Istikomah. Jadi Allah permudah deh. (Ngomong gampang, nglakoni angel. Dadi butuh latian. Ora langsung berubah kaya power ranger).
Latian berubah mulai seko hal kecil, hal sepele tapi bernilai. Contohnya : masih banyak yang makan pakai tangan kiri, mari perbaiki pake tangan kanan. Nah, itu bisa diperbaiki sedikit demi sedikit.
Comments
Post a Comment