Day - Keduapuluhtujuh [ Belajar dari Prasangka - 19 Jul '18]


Sebuah tim membutuhkan toleransi yang tinggi. Saling mengerti, bagaimana seharusnya berbuat. Saling percaya, bagaimana seharusnya menjaga yang keluar dari kedua bibirnya.

Sebuah tim membutuhkan orang-orang yang tangguh, ndak lemah, ndak mudah tersinggung, ndak mudah ngeluh, ndak mudah membicarakan teman-temannya dalam hal kejelekan (Ngrasani).

Ketika teman dalam satu tim melakukan kesalahan, keliru bertindak. Ingatkan dengan halus, secara pribadi, kalau ndak bisa carilah perantara. Bukan dengan NGRASANI. Berawal dari gosip/ghibah bisa jadi permusuhan yang abadi. Berawal dari ghibah bisa menjadi batu sandungan yang sangat sulit disingkirkan.

Allah Ta'ala berfirman sebagai berikut.
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang. Jangan pula menggunjing satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Hujurat: 12) [1]


Lagi-lagi sebuah tim harus memiliki rasa saling memiliki kepemilikan timnya. Seseorang yang mempunyai rasa kepemilikan terhadap suatu hal, baik itu barang, benda, harta pasti akan merasa bahwa orang tersebut harus menjaga apa yang dimilikinya. Namun apabila rasa kepemilikan tersebut itu ndak ada, maka sedikit demi sedikit tim tersebut akan keropos dan ndak lama untuk bertahan.

Tapi yang perlu saya garis bawahi disini adalah bahayanya prasangka terhadap satu sama lain. Ndak, dibicarakan secara langsung. Ndka didiskusikan terlebuh dahulu. Malah menceritakan hal-hal jelek kepada orang lain. Yang kita saja sebenarnya tidak meengetahui secara pasti, secara detail. How? :)

Kita belum tau prasangka kita benar atau tidak, tapi sudah mengajak orang lain agar sePRASANGKA dengan kita. Lagi-lagi kita harus selalu mengedepankan Khusnudzan. :)

Salahsatu menghindari hal prasangka adalah sibukkan diri dengan senantiasa muhasabah diri, tidak memikirkan diri orang lain, namun bukan berarti ketika oranglain berbuat salah kita hanya diam saja. Bukan gaes. Ketima ada "Jamaah Ngrasani" sudah menggelar tikarnya, pertanda perkumpulan akan dimulai. Lebih baik dirimu menghindar, carilah perkumpulan yang terhindar dari hal tersebut. Intinya, tutup pintu-pintu yang memasukkan kita dalam kemaksiatan. 
Mendengarkan gosip adalah pintu untuk mengantarkan kita sebagai penggosip. Semoga kita senantiasa dijaga oleh Allah. Aamiin


Comments

Popular posts from this blog

Day - Kedelapanbelas [ Bunga Matahari - 10 Jul '18]

Perjalanan Menuju Kampung Akhirat

Kisah Hijrah Keluarga Abu Salamah